Sunday, October 30, 2016

Musculoskeletal

Sistem Musculoskeletal

1.      Definisi

Sistem musculoskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap pergerakan. Komponen utama system musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari
·   Muskuler/Otot : Otot, tendon,dan ligamen
·    Skeletal/Rangka : Tulang dan sendi

Otot adalah jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang -tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan posisi. Sebagai kerangka tubuh sistem muskuloskeletal memberi bentuk bagi tubuh.  Sebagai proteksi sistem muskuloskeletal melindungi organ-organ penting, misalnya otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, jantung dan paru-paru terdapat pada rongga dada (cavum thorax) yang dibentuk oleh tulang-tulang kostae (iga).






2.      Klasifikasi dan Struktur Tulang (Skeletal)

Skeletal disebut juga sistem rangka, yang tersusun atas tulang-tulang. Tubuh kita memiliki 206 tulang yang membentuk rangka. Bagian terpenting adalah tulang belakang.
Fungsi Sistem Skeletal :
·        Memproteksi organ-organ internal dari trauma mekanis.
·        Membentuk kerangka yang yang berfungsi untuk menyangga tubuh dan otot-otot yang.
·        Melekat pada tulang
·        Berisi dan melindungi sum-sum tulang merah yang merupakan salah satu jaringan pembentuk darah.
·        Merupakan tempat penyimpanan bagimineral seperti calcium dari dalam darah misalnya.
·        Hemopoesis

A.      Struktur Tulang
Secara makroskopis tulang terdiri dari dua bagian yaitu pars spongiosa (jaringan berongga) dan pars kompakta (bagian yang berupa jaringan padat). Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum); lapis tipis jarigan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum dan meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak.
Membran periosteum berasal dari perikondrium tulang rawan yang merupakan pusat osifikasi. Periosteum merupakan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak.                    
Pars kompakta teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur (Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi padat dan kuat. Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi. Bayi dan anak-anak memiliki tulang lebih banyak mengandung serat-serat sehingga lebih lentur. Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.
Pars spongiosa merupakan jaringan tulang yang beronga seperti spons (busa). Rongga tersebut diisi oleh sumsum merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.
Secara Mikroskopis tulang terdiri dari :
·        Sistem Havers (saluran yang berisi serabut saraf, pembuluh darah, aliran limfe)
·        Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris).
·        Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan–lempengan yang mengandung sel tulang).
·        Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanan sampai ke osteon).

B.     Klasifikasi Tulang

Berdasarkan bahan pembentuknya :
1.      Tulang Rawan
Tulang rawan dibentuk oleh kondrosit (sel tulang rawan) dam matriks bahan dasar). Matriks tulang rawan tersusun dari kondrin, kolagen, dan kalsium. Tulang rawan ditemukan terutama pada sendi dan di antara dua tulang. Tulang rawan dibedakan menjadi 3, yaitu :

a)      Tulang Rawan Hialin
Mempunyai matriks yang transparan. Merupakan jenis tulag rawan yang paling banyak terdapat di dalam tubuh mausia. Banyak terdapat di  hidung, sendi gerak dan ujung tulang rusuk.
b)      Tulang Rawan Fibrosa
Mempunyai matriks yang berisi kolagen yang kaku. Merupakan jenis tulang rawan yang dapat dijumpai di bagian tubuh yang memerlukan kekuatan besar, mislanya pada ruas tulang belakang dan lutut.
c)      Tulang Rawan Elastik
Tulang rawan elastik terbentuk dari serabut elastik yang lentur. Tulang rawan ini tidak akan mengalami perubahan menjadi tulang keras, meskipun orang tersebut telah dewasa. Banyak dijumpai di dalam telinga, cuping hidung dan epiglotis.

2.      Tulang Keras
Tulang ini berasal dari tulang rawan yang mengalai asifikasi (pengerasan), dibentuk oleh asteosit yang banyak mengeluarkan matriks. Matriks tulang keras mengandung sedikit kolagen dan mengandung banyak kalsium dan fosfor. Kalsium dan fosfor yang terkandung dalam matriks menyebabkan tulang menjadi keras dan tidak lentur.

Berdasarkan penyusunnya :
a)      Tulang Kompak
·        Padat, halus dan homogen
·        Pada bagian tengah terdapat medullary cavity yang mengandung “yellow bone marrow”
·        Tersusun atas unit : Osten à Haversian System
·    Pada pusat osteon mengandung saluran (Haversian Kanal) tempat pembuluh darah dan saraf yang dikelilingi oleh lapisan konsentrik (lamellae).
·   Tulang kompak dan spongiosa dikelilingi oleh mebarn tipis yang disebut periosteur, membran ini mengandung :
-                      -   Bagian luar percabangan pembuluh darah yang masuk ke dalam tulang.
-                     -   Osteoblas.

b)      Tulang Spongiosa
·        Tersusun atas “honeycomb” network yang disebut trabekula.
·        Struktur tersebut menyebabkan tulang dapat menahan tekanan.
·      Rongga anatar trebakula terisis “red bone marrow” yang mengandung pembuluh darah yang memberi nutrisi pada tulang.
·        Contoh, tulang pelvis, rusuk, tulang belakang, tengkorak dan pada ujung tulang lengan dan paha.

Berdasarkan Bentuknya :
a)     Tulang panjang : tulang yang ukuran panjangnya terbesar, contoh : humerus, femur, radius, ulna.
b)    Tulang pendek: tulang yang ukurannya pendek, contoh : tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
c)     Tulang pipih : tulang yang ukurannya lebar, contoh : tulang tengkorak kepala, tulang rusuk dan sternum.
d)    Tulang tidak beraturan, contoh : vertebra, tulang muka, pelvis.

a.       Struktur Otot Tubuh
Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh dengan kontraksi sebagai tugas utama. Otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot polos dan otot jantung.Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme maupun pergerakan dari organ dalam organisme tersebut. Sel otot merupakan sel dengan banyak nuclei yang terjadi karena proses fusi dari sel mioblas. Jenis-jenis otot yang ada dalam tubuh :                                                 
1.      Otot lurik
Memiliki desain yang efektif untuk pergerakan yang spontan dan membutuhkan tenaga besar.Pergerakannya diatur sinyal dari sel syaraf motorik.Otot ini menempel pada kerangka dan digunakan untuk pergerakan.

2.      Otot polos
Otot yang ditemukan dalam intestium dan pembuluh darah bekerja dengan pengaturan dari sistem saraf tak sadar, yaitu saraf otonom. Otot polos dibangun oleh sel-sel otot yang terbentuk gelondong dengan kedua ujung meruncing, serta mempunyai satu inti, seperti yang terlihat pada gambar.

3.      Otot jantung
Otot yang ditemukan dalam jantung ini bekerja secara terus-menerus tanpa henti. Pergerakannya tidak dipengaruhi sinyal saraf pusat.

Gangguan Muskuloskeletal

A.     Definisi

Gangguan muskuloskeletal adalah suatu kondisi yang mengganggu fungsi sendi, ligamen, otot, saraf dan tendon, serta tulang belakang. Sistem muskuloskeletal Anda melibatkan struktur yang mendukung anggota badan, leher dan punggung. Gangguan muskuloskeletal seringnya merupakan penyakit degeneratif, penyakit yang menyebabkan jaringan tubuh Anda rusak secara lambat laun. Hal ini dapat mengakibatkan rasa sakit dan mengurangi kemampuan Anda untuk bergerak, yang dapat mencegah Anda dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
Gangguan muskuloskeletal dapat mempengaruhi setiap area dalam tubuh. Bagian utama termasuk leher, bahu, pergelangan tangan, punggung, pinggul, lutut, dan kaki. Beberapa gangguan umum termasuk:
·         Nyeri pada punggung bagian bawah
·         Fibromyalgia
·         Encok
·         Osteoarthritis
·         Radang sendi
·         Tendinitis

B.     Gejala

Gangguan muskuloskeletal juga menyebabkan peradangan di banyak bagian tubuh yang berbeda. Orang dengan gangguan muskuloskeletal mungkin merasa sakit di seluruh tubuh mereka. Otot-otot mungkin terasa panas atau berkedut seolah-olah mereka seperti ditarik. Gejala akan bervariasi pada setiap orang, tetapi tanda-tanda dan gejala umum termasuk:
·         Nyeri/ngilu
·         Kelelahan
·         Gangguan tidur
·         Peradangan, pembengkakan, kemerahan
·         Penurunan rentang gerak
·         Hilangnya fungsi
·         Kesemutan
·         Mati rasa atau kekakuan
·         Kelemahan otot atau kekuatan cengkeraman menurun
Jika Anda memiliki pertanyaan tentang gejala atau memiliki masalah apapun, hubungi dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.






C.     Penyebab & Faktor Risiko

1.      Penyebab
Karena muskuloskeletal meliputi banyak bagian dari tubuh kita, penyebab nyeri muskuloskeletal bervariasi. Penyebab pasti dari nyeri dapat tergantung pada:
·     Usia: Lanjut usia cenderung mengalami nyeri muskuloskeletal dari sel-sel tubuh yang rusak.
·     Pekerjaan: Beberapa pekerjaan membutuhkan tugas yang berulang atau menyebabkan sikap tubuh yang buruk, membuat Anda berisiko mengalami gangguan muskuloskeletal.
·    Tingkat aktivitas: Menggunakan otot terlalu berlebihan, maupun terlalu lama tidak aktif seperti duduk sepanjang hari, dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal.
·       Gaya hidup: Atlet lebih sering berisiko untuk gangguan muskuloskeletal.

Jaringan otot bisa rusak akibat kelelahan dengan kegiatan sehari-hari. Cedera atau trauma pada suatu bagian yang disebabkan oleh gerakan tiba-tiba, kecelakaan mobil, jatuh, juga dapat menyebabkan nyeri muskuloskeletal. Penyebab lain nyeri termasuk salahnya posisi tulang belakang dari postur tubuh yang buruk, atau pendeknya otot dari kurangnya aktivitas.

2.      Faktor Resiko
Gangguan muskuloskeletal terjadi ketika Anda terlalu sering menggunakan atau menyalahgunakan sekelompok otot atau tulang untuk waktu yang lama tanpa istirahat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi risiko gangguan muskuloskeletal.
·     Paksaan: Menggunakan kekuatan untuk melakukan suatu kegiatan seperti mengangkat, mendorong, menarik, atau membawa benda-benda berat.
·         Pengulangan: Melakukan tindakan berulang menggunakan kelompok yang sama dari otot atau sendi.
·         Postur: Membungkuk atau memutar tubuh Anda untuk waktu yang lama.
·         Getaran: Mengoperasikan mesin, peralatan, dan peralatan yang bergetar.

Kegiatan dan olahraga mengharuskan kita untuk mengerahkan kekuatan tertentu. Ketika kekuatan yang diperlukan melebihi jumlah yang disanggupi tubuh Anda, itu akan menyebabkan kerusakan. Kerusakan dapat terjadi dari gerakan tunggal atau gerakan berulang dari waktu ke waktu.
Ketika bagian tubuh Anda digunakan berulang-ulang, dengan sedikit istirahat tanpa memberikan waktu pemulihan untuk tubuh, maka nyeri sering terjadi pada bagian tersebut. Bahkan jika paksaan kekuatan bersifat rendah dan dengan postur yang baik, tindakan berulang seperti mengetik, dapat menyebabkan kelelahan, kerusakan jaringan, dan, akhirnya, rasa sakit dan ketidaknyamanan. Risiko terkena gangguan muskuloskeletal meningkat ketika kecepatan aktivitas meningkat, atau ketika tubuh dalam posisi canggung.
Postur tubuh yang buruk adalah ketika bagian tubuh Anda jauh dari “sikap netral.” Postur netral adalah postur di mana tubuh Anda menerima sedikit tekanan dari kegiatan Anda, yaitu:
·         Leher dan punggung yang selaras dan tidak memutar
·         Lengan dekat dengan sisi tubuh
·         Pergelangan tangan lurus sejalan dengan lengan
·         Jari secara alami menekuk

Dengan memaksa sendi Anda berada dalam posisi canggung atau tidak wajar, maka semakin tegang otot, tendon, dan ligamen di sekitar sendi. Sebagai contoh, ketika Anda mengangkat beban, lengan Anda sepenuhnya terentang, siku dan bahu sendi berada pada akhir rentang gerak mereka. Beban yang berat, ditambah tarikan berulang pada posisi ini, dapat menyebabkan risiko cedera lebih tinggi.
Beberapa pekerjaan membutuhkan seseorang untuk menangani kekuatan besar. Misalnya, mengangkat beban dapat menempatkan tekanan pada punggung bawah Anda dan berpotensi merusak baik cakram tulang belakang dan tulang belakang.
Anda juga dapat secara tidak sengaja menempatkan tekanan pada sendi Anda saat bekerja, seperti mengistirahatkan siku atau tangan di atas meja, yang dapat berpotensi menyebabkan kerusakan tendon, otot, pembuluh darah, dan saraf di bawah kulit. Hal ini sering disebut sebagai stres kontak.
Bekerja dengan alat berat yang bergetar dapat juga menyebabkan gangguan muskuloskeletal. Alat seperti pisau cukur, penggiling, atau traktor dan peralatan konstruksi dapat mempengaruhi pembuluh darah dan saraf di tangan-lengan atau seluruh tubuh Anda. Ini dapat berkembang menjadi masalah muskuloskeletal.

D.    Diagnosis
Dokter Anda akan melakukan pemeriksaan fisik dan riwayat medis secara menyeluruhuntuk mengetahui penyebab pasti dari rasa sakit Anda. Dokter Anda mungkin menguji otot dan sendi untuk:
·         Kelemahan atau degenerasi
·         Setiap kedutan yang dapat menunjukkan kerusakan saraf
·         Pembengkakan atau kemerahan
Selain itu, tergantung pada gangguan tertentu, dokter mungkin melakukan tes pencitraan untuk mengonfirmasi diagnosis. Mereka mungkin melakukan rontgen untuk melihat tulang, atau tes darah untuk penyakit rematik.

E.     Obat & Pengobatan

Tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan dari rasa sakit, ada berbagai pengobatan untuk gangguan muskuloskeletal. Untuk nyeri ringan atau sesekali, Anda bisa mendapatkan obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti ibuprofen atau paracetamol. Obat-obatan seperti obat anti-inflamasi (NSAID) dapat digunakan untuk mengobati peradangan dan nyeri.

Untuk sakit yang lebih parah, Anda mungkin perlu penghilang rasa sakit yang lebih kuat yang akan memerlukan resep dari dokter Anda. Untuk nyeri yang berhubungan dengan pekerjaan, terapi fisik dapat membantu Anda menghindari kerusakan lebih lanjut dan mengontrol rasa sakit Anda. Terapi manual, atau mobilisasi, dapat digunakan untuk mengobati masalah dengan keselarasan tulang belakang.

Pengobatan lain mungkin termasuk:
·         Teknik relaksasi
·         Suntikan dengan obat anestesi atau anti-inflamasi
·         Penguatan otot dan latihan peregangan
·         Perawatan chiropractic
·         Terapi pijat

Anda dapat mengontrol gangguan muskuloskeletal dengan mengelola faktor risiko Anda dan mencegah cedera. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu:
·   Letakkan benda yang sering digunakan dekat dengan Anda dan mudah diraih untuk menghindari peregangan berlebih pada lengan Anda.
·       Gunakan mesin pembantu sebisa mungkin, seperti menggunakan troli dan bukan menjinjing tas belanja jika memang belanjaan Anda banyak, atau menggunakan alat-alat listrik bukan alat-alat tangan.
·         Menggunakan desain alat yang berbeda yang menurunkan kekuatan dan mudah digenggam.
·         Beristirahat singkat saat melakukan kegiatan yang berulang, atau dalam jangka panjang.
·         Jika Anda perlu duduk untuk waktu yang lama, gunakan kursi yang empuk.
·        Mengatur meja kerja Anda secara efektif, seperti menempatkan pulpen dan telepon di sebelah kiri atau kanan tergantung pada posisi tangan.
·         Pertimbangkan menggunakan head set untuk ponsel jika Anda sering membuat panggilan telepon.
·         Batasi mengangkat beban yang berat.


Musculoskeletal Disorders (MSDs)

A.     Definisi Musculoskeletal Disorders (MSDs)

Musculoskeletal disorders (MSDs) atau gangguan otot rangka merupakan kerusakan  pada otot, saraf, tendon, ligament, persendian, kartilago, dan discus invertebralis. Kerusakan pada otot dapat berupa ketegangan otot, inflamasi, dan degenerasi. Sedangkan kerusakan pada tulang dapat berupa memar, mikro faktur, patah, atau terpelintir. Musculoskeletal Disorders (MSDs)
 terjadi dengan dua cara:
1.    Kelelahan dan keletihan terus menerus yang disebabkan oleh frekuensi atau periode waktu yang lama dari usaha otot, dihubungkan dengan pengulangan atau usaha yang terus menerus dari bagian tubuh yang sama meliputi posisi tubuh yang statis;
2.   Kerusakan tiba-tiba yang disebabkan oleh aktivitas yang sangat kuat/berat atau pergerakan yang tak terduga.

Frekuensi yang lebih sering terjadi MSDs adalah pada area tangan, bahu, dan punggung. Aktivitas yang menjadi penyebab terjadinya MSDs yaitu penanganan bahan dengan punggung yang membungkuk atau memutar, membawa ke tempat yang jauh (aktivitas mendorong dan menarik), posisi kerja yang statik dengan punggung membungkuk atau terus menerus dan duduk atau berdiri tiba-tiba, mengemudikan kendaraan dalam waktu yang lama (getaran seluruh tubuh), pengulangan atau gerakan tiba-tiba meliputi memegang dengan atau tanpa kekuatan besar.

B.     Sinonim Musculoskeletal Disorders (MSDs)

Musculoskeletal disorders (MSDs) juga dikenal dengan nama lain, diantaranya:
1.      Repetitive Strain Injuries (RSIs);
2.      Cumulative Trauma Disorders (CTDs);
3.      Overuse Injuries;
4.      Repetitive Motion Disorders;
5.      Work-related Musculoskeletal Disorders (WMSDs).

C.     Gejala MSDs

Gejala Musculoskeletal disorders (MSDs) dapat menyerang secara cepat maupun lambat (berangsur-angsur), menurut Kromer (1989), ada 3 tahap terjadinya MSDs yang dapat diidentifikasi yaitu:
Tahap 1 : Sakit atau pegal-pegal dan kelelahan selama jam kerja tapi gejala ini biasanya menghilang setelah waktu kerja (dalam satu malam). Tidak berpengaruh pada performance kerja. Efek ini dapat pulih setelah istirahat;
Tahap 2 : Gejala ini tetap ada setelah melewati waktu satu malam setelah bekerja. Tidak mungkin terganggu. Kadang-kadang menyebabkan berkurangnya performance kerja;
Tahap 3 : Gejala ini tetap ada walaupun setelah istirahat, nyeri terjadi ketika bergerak secara repetitive. Tidur terganggu dan sulit untuk melakukan pekerjaan, kadang-kadang tidak sesuai kapasitas kerja.

D.    Jenis keluhan MSDs

Jenis-jenis keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) antara lain:
a.       Sakit Leher
Sakit leher adalah penggambaran umum terhadap gejala yang mengenai leher, peningkatan tegangan otot atau myalgia, leher miring atau kaku leher. Pengguna komputer yang terkena sakit ini adalah pengguna yang menggunakan gerakan berulang pada kepala seperti menggambar dan mengarsip, serta pengguna dengan postur yang kaku;
  
b.      Nyeri Punggung
Nyeri punggung merupakan istilah yang digunakan untuk gejala nyeri punggung yang spesifik seperti herniasi lumbal, arthiritis, ataupun spasme otot. Nyeri punggung juga dapat disebabkan oleh tegangan otot dan postur yang buruk saat menggunakan komputer;

c.       Carpal  Tunnel Syndrome (CTS)
Merupakan kumpulan gejala yang mengenai tangan dan pergelangan tangan yang diakibatkan iritasi dan nervus medianus. Keadaan ini disebabkan oleh aktivitas berulang yang menyebabkan penekanan pada nervus medianus. Keadaan berulang ini antara lain seperti mengetik, arthritis, fraktur pergelangan tangan yang penyembuhannya tidak normal, atau kegiatan apa saja yang menyebabkan penekanan pada nervus medianus;.

d.      De Quervains Tenosynovitis
Penyakit ini mengenai pergelangan tangan, ibu jari, dan terkadang lengan bawah, disebabkan oleh inflamasi tenosinovium dan dua tendon yang berasa di ibu jari pergelangan tangan. Aktivitas berulang seperti mendorong space bardengan ibu jari, menggenggam, menjepit, dan memeras dapat menyebabkan inflamasi pada tenosinovium. Gejala yang timbul antara lain rasa sakit pada sisi ibu jari lengan bawah yang dapat menyebar ke atas dan ke bawah;

e.       Thoracic Outlet Syndrome
Merupakan keadaan yang mempengaruhi bahu, lengan, dan tangan yang ditandai dengan nyeri, kelemahan, dan mati rasa pada daerah tersebut. Terjadi jika lima saraf utama dan dua arteri yang meninggalkan leher tertekan. Thoracic Outlet Syndrome disebabkan oleh gerakan berulang dengan lengan diatas atau maju kedepan. Pengguna komputer beresiko terkena sindrom ini karena adanya gerakan berulang dalam menggunakan keyboard dan mouse;

f.        Tennis Elbow
Tennis elbow adalah suatu keadaan inflamasi tendon ekstensor, tendon yang berasal dari siku lengan bawah dan berjalan keluar ke pergelangan tangan. Tennis elbow disebabkan oleh gerakan berulang dan tekanan pada tendon ekstensor.

g.  Low Back Pain
Low back pain terjadi apabila ada penekanan pada daerah lumbal yaitu L4 dan L5. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan posisi tubuh membungkuk ke depan maka akan terjadi penekanan pada discus.Hal ini berhubungan dengan posisi duduk yang janggal, kursi yang tidak ergonomis, dan peralatan lainnya yang tidak sesuai dengan antopometri pekerja.

h.       Reumatik Jaringan Otot Lunak
Diantara yang paling umum dari Musculoskeletal disorders adalah sesuatu yang menyebabkan rasa sakit di daerah otot atau tendon dari kaki tetapi tidak dalam sendi. Hal ini disebut dengan gangguan jaringan lunak yang mencakup berbagai bentuk lokal dari Tendinitis dan Bursitis (radang kandung lendir) serta gangguan nyeri yang lebih umum. Gangguan ini adalah penyebab umum sakit di bahu, siku, pinggul, leher dan kaki.




E.     Faktor Penyebab
Menurut Peter Vi (2001), faktor penyebab Musculoskeletal disorders antara lain;
1.      Peregangan otot yang berlebihan (overexxertion)
Peregangan otot yang berlebihan pada umumnya dikeluhkan oleh pekerja dimana aktivitas kerjanya menuntut pengerahan yang besar, seperti aktivitas mengangkat, mendorong, menarik, menahan beban yang berat.

2.      Aktivitas berulang
Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus. Seperti mencangkul, membelah kayu, angkat-angkut dan sebagainya.


3.      Sikap kerja tidak alamiah
Sikap kerja tidak ilmiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi bagian-bagian tubuh bergerak menjauhi posisi ilmiah, misalnya pergerakan tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk dan sebagainya.

4.      Faktor penyebab sekunder
a.      Tekanan langsung pada jaringan otot yang lunak.
b.    Getaran dengan frekuensi yang tinggi akan menyebabkan kontraksi otot bertambah. Kontraksi statis ini menyebabkan peredaran darah tidak lancar, penimbunan asam laktat meningkat dan akhirnya timbul rasa nyeri otot.
c.     Mikroklimat adalah paparan suhu dingin yang berlebihan dapat menurunkan kelincahan, kepekaan dan kekuatan pekerja sehingga pergerakan pekerja menjadi lamban, sulit bergerak disertai dengan menurunnya kekuatan otot.

5.      Penyebab kombinasi
a.       Umur, Prevalensi sebagian besar gangguan tersebut meningkat dengan usia.
b.      Jenis kelamin, Prevalensi sebagian besar gangguan tersebut meningkat dan lebih menonjol pada wanita dibandingkan pria (3:1).
c.      Kebiasaan merokok, Semakin lama dan semakin tinggi tingkat frekuensi merokok, semakin tinggi pula keluhan otot yang dirasakan.
d.      Kesegaran jasmani, Tingkat kesegaran tubuh yang rendah akan mempertinggi resiko terjadinya keluhan otot.
e.       Kekuatan fisik
f.        Ukuran tubuh (antropometri)

F.      Pengendalian Musculoskeletal disorders (MSDs)
Controlling atau pengendalian terhadap MSDs dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi terhadap faktor-faktor yang telah ditemukan. Selain itu juga dapat dilakukan perubahan metode kerja, menata ulang peralatan dan area kerja untuk mengurangi resiko MSDs, libatkan karyawan untuk memberikan ide-ide agar sistem kerja menjadi lebih baik sehingga produktivitas kerja dapat meningkat.
Pengendalian pada umumnya terbagi menjadi tiga (Cohen et al,1997):
1.      Mengurangi atau mengeliminasi kondisi yang berpotensi bahaya menggunakan pengendalian teknik;
2.   Mengubah dalam praktek kerja dan kebijakan manajemen yang sering disebut pengendalian administratif;
3.    Menggunakan alat pelindung diri agar tidak mengalami risiko MSDs pada saat melakukan pekerjaan, maka ada beberapa hal yang harus dihindari. Hal tersebut adalah:
a.       Jangan memutar atau membungkukkan badan ke samping;
b.      Jangan menggerakkan, mendorong atau menarik secara sembarangan,karena dapat meningkatkan risiko cidera;
c.       Jangan ragu meminta tolong pada orang;
d.      Apabila jangkauan tidak cukup, jangan memindahkan barang.






G.     Pencegahan Musculoskeletal disorders (MSDs)
Berdasarkan rekomendasi dari Occupational Safety and Health Administration (OSHA) dalam Tarwakal , et al (2004), tindakan ergonomik untuk mencegah adanya sumber penyakit adalah memalui dua cara yaitu Rekayasa Teknik ( desain stasiun dan alat kerja) dan Rekayasa Menejemen ( kriteria dan organisasi kerja).
1.      Rekayasa Teknik
Rekayasa Teknik pada umumnya  dilakukan melalui pemilihan beberapa alteralitf, meliputi :
a.   Eliminasi, yaitu dengan menghilangkan sumber bahaya yang ada. Hal ini jarang dilakukan mengingat kondisi dan tuntutan pekerja yang mengharuskan untuk menggunakan peralatan yang ada;
b. Substitusi, yaitu mengganti alat atau bahan lama dengan alat atau bahan baru yang aman, menyempurnakan proses produksi dan menyempurnakan prosedur penggunaan peralatan;
c.       Partisi, yaitu melakukan pemisahan antara sumber bahaya dengan pekerja;
d.      Ventilasi, menamah ventilasi untk mengurangi risiko sakit.

2.      Rekayasa Menejemen
Rekayasa Menejemen dapat dilakukan melalui tindakan berikut :
a.     Pendidikan dan pelatihan agar pekerja lebih memahami lingkungan dan alat kerja sehingga diharapkan dapat melakukan penyesuaian dan inovatif dalam melakukan upaya pencegahan terhadap risiko sakit akibat kerja;
b.   Pengaruh waktu kerja dan istirahat yang seimbang, dalam arti disesuaikan dengan kondisi lingkungan kerja dan karakterisktik pekerjaan, sehingga dapat mencegah paparan yang berlebihan terhadap sumber bahaya;
c.   Pengawasan yang intensif, agar dapat dilakukan pencegahan secara lebih dini terhadap kemungkinan terjadinya risiko sakit akibat kerja


DAFTAR PUSTAKA

Sloane, ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.

Tambayong, Jan. 2001. Anatomi dan fisiologi untuk keperawatan. Jakarta: penerbit buku kedokteran.

Sherwood, Lauralee.2001. Fisiologi Manusia Edisi 2. Jakarta: penerbit buku kedokteran.

C.Pearce, Evelyn. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992.

Gibson, John. Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2003.

Tarwaka, et al (2004), Ergonomi Untuk K3 dan Produktvitas,  UNIBA Press: Surakarta






No comments:

Post a Comment